Ngarusuh



Begini, ketika ngarusuh menjadi sebuah kata yang berkonotasi negatif, maka siapapun pelakunya akan ketempelan dengan label yang sudah disandang oleh kata tersebut. Berkaitan dengan hal itu, yang menjadikannya negatif adalah perbuatan ngarusuh merupakan perwakilan dari pekerjaan yang dilakukan untuk membuat orang lain merasa terganggu. Dan begitulah, banyak orang yang entah dengan sengaja atau tidak melakukan perbuatan ngarusuh. Yang jadi masalah adalah bagaimana menghadapi orang yang suka ngarusuh?


Ya, jawabnya seenteng dan seringan kapas. Sabar. Kata itu menjadi kata ajaib yang biasa diucapkan manusia namun sangat jarang bersarang lama di hati seorang manusia. Kegiatan ngarusuh bisa meningkatkan emosi seseorang sampai beberapa level. Bisa juga menurunkan kadar kemumetan seseorang karena berhasil memporak-porandakan pekerjaan orang lain. Nah, mungkin jika dilihat dari dua sisi maka ‘ngarusuh’ mempunyai sisi negatif dan positif. Dan semua itu mempunyai porsinya masing-masing. Disinilah muncul sebuah simbiosis mutualisme dimana orang yang merusuh itu mempunyai maksud untuk menurunkan kadar kemumetan pikiran dengan mencampuri urusan orang lain, agar orang lain pun bernasib sama seperti sang perusuh. 

Begitupula dengan orang yang dirusuh. Tentu saja yang didapat adalah pesan negatif karena orang yang dirusuh mendapatkan beban pikiran yang lebih dari yang seharusnya ia pikirkan. But, hey. Itulah cara Tuhan untuk memberitahu hamba-Nya bahwa tak semua jalan yang dilalui harus berjalan mulus layaknya jalan tol yang bebas hambatan. Tetapi lebih kepada memberi tahu, mengarahkan, dan menguji bahwa manusia akan selalu menghadapi yang namanya ‘jalanan terjal’ atau apapun istilahnya. Dengan adanya sang perusuh tersebut, orang akan menyadari bahwa betapa tidak baiknya ‘ngarusuh’. Pun dengan begitu, orang akan belajar menghargai hidup dan lebih melapangkan dada, kala ‘ngarusuh’ mulai bermunculan bak jamur di musim hujan.

Well, semua orang pasti akan berhadapan dengan ‘ngarusuh’ ini. Hanya saja yang membedakan adalah sikap yang dirusuhi. Bagaimana seseorang masih bisa tersenyum saat ‘ngarusuh’ menghampirinya. Ya, Cuma karena satu alasan. Pakai saja tameng ketuhananmu. Bagaimanapun juga, manusia mempunyai kekuatan yang jauh diatas semua makhluk lainnya di muka bumi. Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah kekuatan Sang Rabb. Tuhan Pencipta Alam Semesta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Syair Mu'allaqat

Antara Bermanfaat dan Dimanfaatkan

Syair