Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Al KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian Akhir)

BAB III PENUTUP Al-kindi adalah filosof islam yang pertama, bahkan satu-satunya filosof islam yang berasal dari arab. Oleh karena itu, ia dijuluki filosof arab. Dialah yang berjasa mendirikan  institusi bagi pemikiran yunani dalam peradaban barat. Menurutnya, sesungguhnya Allah menjalankan alam materi ini melalui hukum-hukum alam yang telah dia tetapkan, yang berfungsi sebagai jalan yang harus dilalui oleh materi tersebut. Tanpa ada campur tangan Allah hokum-hukum yang menjalankan alam semesta ini terbatas pada ruang dan waktu. Sedangkan Allah bersifat qadim. Dialah sebab pertama, sebab yang hakiki, sebabnya sebab, dia bertindak dan tidak memberi reaksi, Dia melihat dan tidak dilihat, Dia menggerakkan namun tidak bergerak. Simpulan Dalam filsafat ketuhanan al-kindi, dia berpendapat bahwa alam itu temporal dan berkomposisi, yang karenanya ia membutuhkan pencipta yang menciptakannya “yang Esa yang Hak adalah yang pertama yang menahan segala yang diciptakan, sehingga

AL KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian III)

Filsafat Ketuhanan Tulisan al-kindi yang membicarakan ketuhanan antara lain Fi al falsafat al-Ula dan Fi Wahdaniyat Wa Tanahi jirm al-‘Alam. Dari tulisan-tulisan tersebut dapat dilihat bahwa pandangan al-kindi tentang ketuhanan sesuai dengan ajaran islam dan bertentangan dengan pendapat Aristoteles, Plato, dan Plotinus. Allah adalah wujud yang sebenarnya, bukan berasal dari tiada kemudian ada. Ia mustahil tidak ada dan selalu ada akan ada selamanya. Allah adalah wujud yang sempurna dan tidak didahului wujud lain. Wujud-Nya tidak berakhir sedangkan wujud lain disebabkan wujud-Nya. Ia adalah Maha Esa yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak ada zat lain yang menyamai-Nya dalam segala aspek. Ia tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan. Benda-benda di alam ini, menurutnya mempunyai dua hakikat: hakikat sebagai juz’I (al-haqiqat juz’iyyat) yang disebut ‘aniyah dan hakikat sebagai kulli (al-haqiqat kulliyat) dan ini disebut mahiyah, yaitu hakikat yang bersifat universal dalam bentu

AL KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian II)

BAB II FILSAFAT AL-KINDI A.                 Pemaduan Filsafat dan Agama             Salah satu usaha al-kindi memperkenalkan filsafat ke dalam dunia islam dengan cara mengetok hati supaya menerima kebenaran walaupun dari mana sumbernya. Menurutnya kita tidak pada tempatnya malu mengakui kebenaran dari mana saja sumbernya.bagi mereka yang mengakui kebenaran tidak ada sesuatu yang lebih tinggi nilainya selain kebenaran itu sendiri dan tidak pernah meremehkan dan merendahkan martabat orang yang menerimanya. [1]             Telah dipaparkan bahwa al-kindi adalah orang islam pertama yang meretas jalan mengupayakan pemaduan atau keselarasan antara filsafat dan agama, atau antara akal dan wahyu. Menurutnya antara keduanya tidaklah bertentangan karena masing-masing keduanya adalah ilmu tentang kebenaran. Sedangkan kebenaran itu adalah satu (tidak banyak). Ilmu filsafat meliputi ketuhanan, keesaan-Nya, dan keutamaan serta ilmu-ilmu selain yang mengajarkan bagaimana jalan memperol

AL-KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian I)

BAB I PENDAHULUAN Filsafat islam Filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat islamdalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari ajaran islam. Perlu diingat bahwa filsafat islam adalah filsafat yang bemuatan religius (keagamaan), namun tidak mengabaikan persoalan-persoalan kefilsafatan. Jadi pengakuan tentang adanya filsafat islam harus dilihat dari ajaran pokok agamanya. Karena pada hakikatnya jika tidak ada ilham dari al-qur’an sebagai sumber dorongan, filsafat dalam dunia islam dalam arti yang sebenarnya tidak pernah ada. Al-kindi al-kindi adalah orang islam pertama yang meretas jalan mengupayakan pemaduan atau keselarasan antara filsafat dan agama, atau antara akal dan wahyu. Menurutnya antara keduanya tidaklah bertentangan karena masing-masing keduanya adalah ilmu tentang kebenaran. Sedangkan kebenaran itu adalah satu (tidak banyak). Betapa pun juga al-kindi sudah dinobatkan sebagai filosof Muslim berkebangsaan Arab yang pertama

Mengenal Qira’ah

Berdasarkan etimologi (bahasa), qiraat jamak dari qira`ah, yang merupakan isim mas{dar dari qara`a. Qiro’ah artinya bacaan. Sedangkan menurut terminologi (istilah), sebagaimana yang dikemukakan imam al-Zarqani dalam bukunya Manahil al-’Irfan , sebagi berikut: وفـي الاصطلاح مذهب يذهب إلـيه إمام من أئمة القراء مخالفاً به غيره فـي النطق بالقرآن الكريم، مع اتفاق الروايات والطرق عنه. ” Qira’ah ialah suatu cara membaca al-Qur’an yang dipilih oleh salah seorang imam ahli qira’ah, yang berbeda dengan cara orang lain dalam mengucapkan al-Qur’an al-Karim, sekalipun riwayat (sanad) dan jalannya sama “. Imam Ibnu al-Jauzi dalam kitabnya Munjid al-Muqri’in mendefinisikan qira’ah sebagaimana berikut : القراءات علـم بكيفـيات أداء كلـمات القرآن واختلافهما “Qira’ah adalah ilmu mengenai cara mengucapkan kalimat-kalimat al-Qur’an dan perbedaan-perbedaannya”. Imam al-Zarkassi dalam bukunya al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an mengingatkan bahwa al-Qira’ah (bacaan) itu berbeda dengan al-Qur’an

Abul Wafa, Ilmuwan Parsi

Gambar
Ilmuwan yang terlupakan Tidak banyak orang yang mengetahui ilmuwan ini, salah seorang ilmuwan islam yang memberikn sumbangan besar terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu matematika katrena dialah peletak dasar rumus trigonometri. Masih ingat dengan rumus tersebut...? rumus yang isinya berbagai aplikasi mengenai tiga hal yaitu sinus,cosinus, tangens, serta kawan-kawannya. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al-Buzjani, merupakan satu di antara sekian banyak ilmuwan Muslim yang turut mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai seorang ahli di bidang ilmu matematika dan astronomi. Kota kecil bernama Buzjan, Nishapur, adalah tempat kelahiran ilmuwan besar ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Masa sekolahnya dihabiskan di kota kelahirannya itu. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, Abul Wafa lantas m

Untukku dan Untukmu

Gambar
Stress atau tak dapat mengatasi masalah ? Setiap orang pasti mengalami suatu titik puncak dimana kehidupan penuh dengan hal-hal buruk yang menimpa. Itu semua tak lepas dari upaya yang diberikan Allah untuk menguji hamba-Nya dan suatu bentuk kasih sayang Allah dalam menguji kekuatan Iman dan Kesabaran hamba-Nya. Sudah sewajarnya bila setiap orang yang ditimpa masalah menginginkan untuk segera berakhir atau tak mau berhubungan lagi dengan masalah tersebut dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan melarikan diri dari masalah kehidupan yang sedang menghadang kita, begitu ingin dengan cepat agar tak lagi berurusan dengan masalah tersebut kita memilih untuk menghindarinya. Namun dengan begitu, tak membuat kita dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitar kita. Satu hal yang seharusnya dilakukan yaitu menghadapinya secara jantan dan menyelesaikannya secepat mungkin seberapapun pelik dan besarnya masalah yang menghadang kita. Jika kita dapat menyelesaikan masalah yan