Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2013

Bacaan Beurat

Akhir-akhir ini, pendalaman materi dilakukan untuk memperkuat argumen dalam pembuatan draft yang di'restrukturisasi'. Alhasil, setelah dilakukan pencarian selama berhari-hari, dapet juga tuh literatur-literatur yang relevan dengan apa yang dibahas dalam draft saya. Dan yang paling penting tuh literatur berupa jurnal internasional yang tentunya pake bahasa Inggris. Bahasa yang dari dulu ngebuat saya ampe ‘mual-mual’ saking ga ngerti-ngerti nya ama tuh bahasa. Ditambah lagi bahasan jurnal yang lebih mengarah ke masalah sosial banget, yaah meskipun diselingi dengan pembangunan berkelanjutan (kalo yang ini mah masih ‘OK’ laah, secara konsentrasi jurusan sendiri). Yang bikin beurat ama nih bacaan, susah dialihbahasakan dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti orang lain. Selain itu, saya bukan spesialisasi penerjemah bahasa Inggris. Kalo buat baca, trus ngerti maksudnya mah masih mending, tapi kalo udah menuangkan ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan mud

NAGUIB MAHFUDZ

Masih dalam tataran ke’duluan’, dan saya masih ingin bernostalgila dengan dunia kesastra-araban. Kali ini akan saya bahas mengenai salah satu sastrawan Arab yang sudah malang melintang dalam dunia kesusateraan Arab yang juga telah diakui oleh dunia dengan anugerah nobel yang diberikan padanya. Naguib Makhfudz, salah satu sastrawan Arab andalan saya dan yang paling banyak saya baca karyanya. Adalah seorang yang berasal dari pinggiran kota Kairo, Mesir. Dilahirkan pada tanggal 15 Desember 1911, di Bandar Gamalia, dengan nama lengkap Najib Mahfudz Abdul Aziz Ibrahim Basya. Lulusan jurusan Filsafat Islam di Universitas Kairo ini menggemari dunia tulis menulis semenjak duduk di bangku perkuliahan. Karya-karyanya mencakup 70 cerita pendek, 46 karya fiksi, serta sekitar 30 naskah drama. Hingga saat ini, karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa dunia termasuk Indonesia. Karya pertama Mahfudz diterbitkan pada tahun 1932, diusia 21 tahun, dalam bentuk terjemahan berjudul al-Misr

NAZIK MALAIKAH

Setelah sekian lama berkutat dengan dunia kekinian, akhirnya di bulan Ramadhan ini kembali pada dunia ke’duluan’. Dan pada kali ini saya akan sedikit mengemukakan salah satu penyair yang berasal dari wilayan nun jauh di sana dan penuh konflik. Nazik Malaikah, nama wanita ini sudah tidak asing lagi di khalayak pecinta sastra terutama puisi modern. Wanita yang dilahirkan di Baghdad tahun 1923 memang piawai dalam membuat syair. Karyanya yang paling umum diketahui yaitu sebuah puisi yang berjudul “Siapa Aku”. Puisi ini memang (menurut saya) puisi tergalaw sepanjang masa..langsung saja ini dia  puisinya الليلُ يسألُ من أنا أنا سرُّهُ القلقُ العميقُ الأسودُ أنا صمتُهُ المتمرِّدُ قنّعتُ كنهي بالسكونْ ولففتُ قلبي بالظنونْ وبقيتُ ساهمةً هنا أرنو وتسألني القرونْ أنا من أكون? والريحُ تسأل من أنا أنا روحُها الحيران أنكرني الزمانْ أنا مثلها في لا مكان نبقى نسيرُ ولا انتهاءْ نبقى نمرُّ ولا بقاءْ فإذا بلغنا المُنْحَنى خلناهُ خاتمةَ الشقاءْ فإِذا فضاءْ! والدهرُ يسألُ من

Kisah Kepahlawanan Supir dan Kondektur Damri Dipati Ukur, Bandung

Siang itu, mendung dan awan begitu gelap. Menyiratkan keinginannya untuk melepaskan tangis yang sepertinya sudah lama terpendam. Saya berjalan tergesa menuju pangkalan damri sambil memegang secarik kertas untuk ditandatangani beberapa dosen yang berurusan dengan saya (baca sebaliknya). Namun, sang damri ternyata belum datang menjemput saya, akhirnya terpaksa saya yang harus menunggunya di sebuah halte berbangkukan besi yang karatan dan sudah bolong-bolong tea. Beberapa menit kemudian, datanglah sang Damri yang akan mengantarkan saya kembali ke habitat semula (jatinangor tercinta). Para penumpang di dalam Damri pun mulai turun karena sudah sampai ke tempat yang mereka tuju. Diantara segerombolan penumpang yang baru saja turun dari damri. Ada seorang teteh-teteh yang mukanya terlihat panik sambil menggerayangi tas jinjingannya. Tiba-tiba saja si teteh itu seperti tersadar dari lamunan siang menjelang sorenya, dan langsung mendekati sang kondektur Bus yang baru saja akan duduk

Restrukturisasi

Yup, hot topik minggu ini adalah sebuah istilah yang bernama “restrukturisasi”. Apaan tuh “restrukturisasi”..? sejenis makanan kah, minuman ataukah cemilan. Itulah yang terbersit dalam pikiran saya saat untuk pertama kalinya mendengar istilah itu. Istilah itu muncul pertama kali dalam kehidupan saya pada tanggal 22 Juni 2013 (meuni inget). Dan kata-kata itu pula yang menghantui heri-hari saya berikutnya. Sebenernya apa sih “restrukturisasi” itu...? Kalo diliat dari katanya, tersusun atas dua suku kata, yaitu re- dan struktur dengan imbuhan –isasi di belakangnya. ‘re-‘ itu artinya kembali dan ‘struktur’ berarti susunan, sedangkan akhiran –isasi merupakan sebuah akhiran dalam bahasa Indonesia yang digunakan untuk mengartikan proses. Naah, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “restrukturisasi” merupakan sebuah proses penyusunan kembali. Inilah yang menjadi bulan-bulanan saya dalam menghadapi hari demi hari, malam demi malam, dan waktu demi waktu dengan gundah gu

Beberapa Istilah dalam Al-Qur'an

1. Saktah Saktah adalah menghentikan bacaan sejenak (sekitar dua harakat) tanpa menarik nafas. Terdapat 4 saktah dalam Al-Quran, yaitu pada: a. QS Al-Kahfi ayat 1 (18:1) Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan hambaNya kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya Saktah pada ayat ini menandakan  tanda ketakjuban , karena tidak ada keraguan maupun kebengkokan di dalam Al Quran. Posisinya terdapat pada akhir ayat (setelah kata  'iwajaa ). Karena itu, kita tidak bisa langsung membaca dari ayat pertama ke ayat kedua, melainkan harus berhenti sesaat terlebih dahulu. b. QS Yasin ayat 52 (36:52) "Aduh celakalah kami! siapakah yang membangunkan kami dari tempat tidur (kubur) kami?" Inilah yang dijanjikan Tuhan yang Maha Pemurah, dan benarlah Rasul-rasulNya Saktah pada ayat ini menandakan  tanda kekagetan , karena orang-orang kafir itu kaget ketika dibangkitkan dari kubur. Kekagetan ini disertai dengan tertahannya nafas ketika menguca

Kesan Pertama

Ok, sebenernya ini kejadian bukan pertama kalinya, melainkan yang kesekian kalinya. Entah misunderstanding dari pihak sayanya atau dari pihak si orangnya. Begini, meskipun pada kenyataannya terkadang terlihat seperti ibu-ibu, karena pernah juga ada yang nanya udah punya anak berapa (ini pertanyaan benar-benar bikin shock terapi). Tapi, itu tidak menggeneralisasikan pandangan orang mengenai saya. Pagi yang cerah, tepatnya di hari senin, dimana saya akan menghadiri sejenis rapat penentuan. Saya mengestimasikan waktu sekitar 2 jam untuk perjalanan dan alhasil datang lebih awal 10 menit dari perkiraan (itu pun sudah diundur-undur dengan berjalan pelan dan nyari angkot yang ngetem. Saking ga mau nya dateng kecepetan). Tiba di tempat, saya berdiri di depan sebuah gedung yang banyak berseliweran anak sekolah (ceritanya lagi ada penerimaan siswa baru untuk tingkat Mts. dan MA) sambil memegang hp untuk mengecek balesan sms temen. Dengan sekonyong-konyong, ada anak MA yang sepert

Saya dan Segala Keruwetan di Hari Sabtu, 22 Juni 2013

Mulai dari malem sabtu, udah ga bisa tidur karena mikirin kejadian apa yang akan dialami pada jam 9.15. Yah, pada jam tersebut  saya akan mengalami sebuah kejadian yang mungkin pertama kali seumur hidup (lebay). Pagi buta, saya udah disamperin temen yang juga akan mengalami hal sama. Bayangkan 05.30 teng, udah mendarat mobilnya di depan gang kosan saya. Dan sayapun berlari-lari karena saya masih berdiam diri sambil makan cemilan di kosan (tak pikir ga beneran jam segitu). Meluncurlah mobil yang kita tumpangi di pagi buta itu dengan melewati jalan tol (ceritanya menghindari macet, karena ceunah mah hari itu merupakan hari bagi rapot, ga kebayang macetnya). Ditengah perjalanan, dari jauh saya liat kayanya ada seonggok boneka yang tergeletak di jalan. Kayanya mah jatoh dari mobil karena kekencengan jalannya, itu kan jalan tol. Terus, semakin mendekat, semakin saya perhatiin. Tuh boneka kayanya ga ada kepalanya, kakinya juga setengah. Udah kegiles ma mobil truk yang lewat t