Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Lagu Hamza Namira ‘Insan’

ياما نفس أعيش إنسان قلبه على كفه كل اللي بردنين ف كفوفه يتدفوا يضحك يضحك خلق الله يفرح يفرح كله معاه

Catatan Ramadlan 2012

Baca catatan 2 tahun yang lalu, lumayan bikin 'mesem' sambil lupa-lupa inget Hari ke – 1 Diawali dengan   sahur yang tidak kebagian nasi, akhirnya makan ubi 2 buah plus lauk, dan sahur tersebut merupakan sahur pertama kalinya semenjak adanya tiga orang santri, yang brisik, sampe ga bisa tidur, plus masak untuk sahurnya agak kesiangan sehingga tidak optimal masaknya.

Nenek Moyang Hebat ?!, Bangga tapi Bukan untuk Dibanggakan

Orang tua sering ngomong, kalau berteman atau mencari calon itu harus dilihat dari bibit, bebet, dan bobotnya. Nah...bibit itu disebut pertama, apa sih maksudnya, katanya seseorang itu dinilai dari keturunannya atau nasabnya, itu penting untuk menunjukkan apakah dia berasal dari keluarga baik-baik atau tidak. Tapi bagaimana orang yang mempunyai keturunan baik dan bisa disebut hebat lalu membanggakan nenek moyangnya...?

Assasin

"Assasins" Kata itu pertamakali kudengar adalah ketika membaca novelnya Dan Brown yang berjudul Malaikat dan Iblis (Angels and Demonds). Dalam novel tersebut diceritakan bahwa yang menjadi pembunuh para pendeta yang akan dicalonkan sebagai paus adalah seseorang yang disebut sebagai assassin, dan yang menarik dari assassin dalam novel tersebut adalah dia mempunyai logat timur tengah dan sering memunculkan kata-kata yang berbahasa timur tengah, menurutku si assassin berasal dari agama yang tumbuh di daerah timur tengah dan sangat taat beribadah. Setelah selesai membaca novel tersebut, aku semakin penasaran dengan assassin. Terlebih ketika aku menonton sebuah film yang dibintangi oleh bintang korea yaitu R ain dalam filmnya yang berjudul Ninja A ssassin. Dalam film terebut diceritakan bahwa R ain adalah seorang assassin yang sedari kecil dididik dalam sebuah kelompok (klan) untuk menjadi pembunuh bayaran ketika sudah besar nanti. Satu hal lagi yang membuatku

Bullying

Barusan, saya melihat sebuah tayangan di televisi swasta yang membahas tentang para korban bullying. Mulai dari yang bunuh diri, sampai beberapa orang ‘keren’ yang menurut saya, mampu membuat hidup mereka berkualitas di dunia. Tetiba, teringat jaman dahulu dimana saya juga pernah dibully. Penyebabnya macam-macam, ada yang dikarenakan saya anak seorang ibu guru sehingga disangka saya adalah orang yang tukang ngadu, ada pula karena saya juga mempunyai bapak seorang guru dimana seharusnya lebih high tech dalam teknologi informasi, karena saya hanya bisa bahasa Indonesia di tengah-tengah komunitas orang jawa, sampai karena saya adalah seorang yang memakai kerudung+rok saja, dan tak pernah memakai celana panjang sekalipun sehingga mengkategorikan saya kedalam kelompok orang culun. Awalnya memang beban mental, karena itu sangat mempengaruhi kehidupan bersosialisasi kita. Ancaman beberapa kali datang menghampiri, ditambah persaingan tidak sehat karena mempunyai orang tua yang