Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Bisikku, Tuhan.

Dan jika semua kabut menjadi hitam, temaram langit menggelap. Kepulan asap seolah mengaburkan semua impian dan do’a yang dilayangkan semua manusia yang setiap malam mereka panjatkan dengan mengulurkan kedua tangannya. Rembulan menyembul, merona, memancarkan cahaya kekuningan malu bak pengantin baru. Gemerisik angin kembali mengaburkan cahaya itu seakan tidak rela membiarkan para penikmat mengagumi keindahannya.

Indah adalah Proses

Mereka memandangku dengan picingan mata. Baiklah, aku terima. Mungkin saat ini memang seharusnya aku masih berada dalam roda bawah kehidupan. Tapi aku yakin, suatu saat nanti roda itu akan berputar dan mengguling kehidupanku meskipun tak menuju atas. Aku yakin dengan melihat teman-temanku. Mereka masih sangat muda dan berhasil, mereka mempunyai keahlian sendiri hingga mampu menjadi pembicara utama pada sebuah forum nasional.

‘I’M GONNA MAKE IT MINE’

Bergulat dengan karakter yang jauh dari yang diharapkan merupakan pelatihan kesabaran. Bertatap muka dengan orang lain dengan pemikiran –entah bagaimana menggambarkannya- hingga harus mengelus dada berkali-kali merupakan tantangan tersendiri. Terlepas dari moral dan nilai yang coba ditanamkan pendidik kepada muridnya. Bagian diri manusia memang cenderung untuk unggul dari pada yang lain.   Bentuk keunggulan tersebut dapat berupa pendidikan, keturunan, dan jabatan.

Review Novel Magdalena, Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi

Gambar
Magdalena by Musthafa Luthfi al-Manfaluthi My rating: 4 of 5 stars Magdalena, buku yang digadang-gadang merupakan sumber inspirasi dari novel Buya Hamka yang berjudul 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' ini memang salah satu love story versi arab yang lebih modern. Dibanding Layla-Majnun, Romeo-Juliet, dan Sam Pek-Eng Tai, cinta magdalena telah tergradasi oleh zaman dan sebuah pertemanan, sehingga cerita ini lebih kepada memojokkan magdalena sebagai seorang pecinta dan pada akhirnya harus menanggung kesalahan yang telah ia buat sendiri.