Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Keyakinan

Pada kenyataannya sebuah keyakinan itu adalah bangunan yang tidak serta merta berdiri dan langsung tegak megah menantang langit. Seoalah-olah sedang berbangga kepada siapapun yang berada di muka bumi ini bahwa keyakinan kita tidak bisa digoyahkan oleh siapapun dan apapun itu. Entah itu kaitannya dengan keyakinan hidup, agama, tuhan, teman, dan berbagai macam aspek kehidupan. Keyakinan adalah sebuah proses panjang menuju apa yang menurut hati dan pikiran kita sejalan. Tidak hanya berdasarkan perasaan yang kadang bisa goyah karena satu keadaan yang tidak menyenangkan.

Goyang Dumang, Dua Lima dan Goyang Dombret; Sebuah Perseteruan yang Tidak Kampungan

Minggu ini adalah minggu paling menarik. Pasalnya, di minggu ini saya mendapatkan kegiatan yang sudah lama dinanti. Memang terkesan pengangguran, tapi begitulah adanya. Seorang penulis mencoba berkata jujur dengan keadaannya. Itu salah satu keistimewaan yang dimiliki penulis. Well, saya tidak sedang membanggakan diri. Hanya sedikit menunjukkan fakta bahwa beberapa penulis sukses adalah yang jujur dengan kehidupannya (ini sebenernya do’a). Meski begitu, anda tidak akan menemukan nama indahku di belakang buku yang berjejeran di toko buku. Belum saatnya (Alibi?). Baiklah, kembali lagi bahasan mengenai pekan paling menarik yang selama ini sudah dinanti, bahwa dalam dunia pendidikan yang menjadi inti pokok dalam pembangunan berkelanjutan ataupun indeks pembangunan manusia masih saja menemui jalan buntu.

Kemudahan

Ketika kemudahan itu dicari dari berbagai sudut oleh manusia di seluruh dunia, terkadang kita melupakan satu hukum alam. Yakni barang siapa yang memudahkan orang lain maka ia akan dipermudah urusannya oleh Allah. Demi apapun yang ingin kita raih ataupun mengatasnamakan keegoisan yang terkadang melulu terpentok pada yang namanya kompetisi. Manusia lebih sering memberikan kesulitan demi kesulitan untuk menguntungkan dirinya sendiri, seolah mereka lupa bahwa di atas langit ada langit. Dan begitu seterusnya.

KEINGINAN

‘Keinginan’ merupakan suatu istilah untuk menggambarkan kebutuhan seseorang dengan harapan tingkat pencapainnya melebihi 50%. Istilah ini saya gunakan dengan menggunakan penggambaran kata yang didefinisikan sendiri. Sedikit menggunakan daya imajinasi saya yang merangkum bahwa tingkat keinginan seseorang itu dibagi menjadi tiga, yakni; keinginan, harapan, dan impian. Lah, apa perbedaan dari ketiga kata tersebut?. Tentunya beda susunan huruf abjadnya, selain itu beda pula dalam penggunaannya. Saya menggunakan istilah ‘keinginan’ untuk menggambarkan sesuatu yang diinginkan dalam waktu dekat. Sedangkan harapan adalah keinginan dalam rentang waktu yang agak panjang. Dan impian adalah keinginan yang tidak ditentukan waktunya karena bisa terjadi sewaktu-waktu ataupun tidak pernah terwujud sama sekali.

Ketika Kemiskinan Dikorelasikan dengan Peribadahan

Dewasa ini banyak tanyangan yang lebih menonjolkan pada kehidupan kekurangan seseorang yang disangkut-pautkan dengan kehidupan spiritual orang tersebut. Maksud kekurangan di sini adalah lebih mengarah pada faktor kemiskinan dimana orang tersebut yang tidak sedikit digambarkan sebagai orang yang sudah tua, ditinggal anak-cucu, disabilitas, dan berbagai macam kepapahan lainnya.

ASAL MUASAL TERJADINYA PERANG SHIFFIN

Perang shiffin adalah perang yang terjadi antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiah yang disebabkan karena tidak diusutnya pembunuh Utsman bin ‘Affan dan tidak diusutnya serta ada juga yang menyebutkan dikarenakan adanya perebutan kekuasaan. Perang ini terjadi pada tahun 675 M di wilayah Shiffin, Syiria/Syam. Nah, disini akan dijelaskan sedikit saja pengetahuan yang saya dapat dari my bokap tercinta diperkuat dengan penjelasan yang saya temukan di sebuah tayangan televisi berita islami masa kini di trans TV. Okay, langsung cekidooot...

When Something in My Head is Too Crowded

Bulan april kemaren termasuk bulan yang berat, terutama di sepuluh hari terakhir bulan itu. Berasa ramadhan aja ya. Tapi, memang begitulah yang saya hadapi. Bulan dengan beberapa deadline yang nggak mungkin dilewatin gitu ajah karena berbagai macam kesempatan yang berjejer dan menjajakan dirinya untuk segera saya coba. Beberapa dari kesempatan itu ada yang memberi sinyal positif. Artinya, jika saya mengambil kesempatan itu besar kemungkinan saya akan terlibat di dalamnya. Ribet ya, kesempatan itu merupakan kesempatan menulis, dari mulai nulis cerpen, jurnal, sampe proposal. Lah, wong passion saya masih berkutat dengan dunia kepenulisan. So, i’m very enjoy it .

Ketika Hidup Begitu Susah

‘Susah’ lagi-lagi saya menyoroti kata yang berkonotasi negatif. Tapi, kata-kata yang berkonotasi negatif hampir setiap saat dan setiap waktu selalu mengiringi langkah manusia. Hal yang mungkin mengalihkannya adalah penggunaan istilah lain yang lebih memotivasi hingga tak lagi berkelut dengan dunia kenegatifan. Bagaimana tidak, jika kita selalu merasa apa yang akan dilakukan selalu terhalang sesuatu. Seolah taqdir tidak rela kita melewati hal itu. Memang ada kemungkinan taqdir tidak rela kala kita melalui hal yang tidak semestinya, makanya ada sedikit hambatan. Tetapi bisa juga taqdir sedang menguji kita seberapa jauh tingkat kesabaran dan ketekunan dalam meraih sesuatu.

Ngarusuh

Begini, ketika ngarusuh menjadi sebuah kata yang berkonotasi negatif, maka siapapun pelakunya akan ketempelan dengan label yang sudah disandang oleh kata tersebut. Berkaitan dengan hal itu, yang menjadikannya negatif adalah perbuatan ngarusuh merupakan perwakilan dari pekerjaan yang dilakukan untuk membuat orang lain merasa terganggu. Dan begitulah, banyak orang yang entah dengan sengaja atau tidak melakukan perbuatan ngarusuh. Yang jadi masalah adalah bagaimana menghadapi orang yang suka ngarusuh?

DISKUSI ‘PASANGAN’

Kemarin malam, seperti biasa. Saat menonton TV adalah saat quality time dengan keluarga. Kala itu kami sedang menonton Berita Islami Masa Kini yang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi swasta. Kebetulan pembahasannya mengenai ‘Pasangan’. Itu sedikit menyerempet keberadaanku.

Bukan Diam

Gambar
Sumber gambar dari sini Hidup penuh tantangan adalah suatu hal wajar yang harus dilalui oleh manusia. Namun tak terkadang putus asa menghampiri bak oase yang menggiurkan di tengah gurun. Bagaimana tidak, kala segala sesuatu yang sudah dibangun dan diimpikan, runtuh begitu saja. Boleh lah kita menikmati sejenak rasa   putus asa itu. Bukan untuk tenggelam di dalamnya, karena semua tahu, berlebihan itu tidak baik. Hanya sekedarnya, merasakan indahnya putus asa untuk membangun semangat baru. Kembali lagi pada hidup yang begitu rumit diartikan dan susah ditebak.

Miss You Too, Childs

Hari ini, ada pesan yang masuk ke wa saya. Isinya  “ Ibu, ini ines..muridnya pak heri yang dari kelas 4D….kangen ibu pas takhfidz, ulangan ski…pokonya banyaak. Anak-anak yang lain juga pada kangen ibu ” Ya, saya masih mengingat jelas. Nama, paras hingga kelakuannya. Saya mengingat anak-anak yang sudah satu tahun lebih ini saya tinggalkan. Beberapa kali mereka memang menghubungi lewat pesan dan massage fb yang menyatakan   kerinduannya. Tak bias dipungkiri bahwa saya pun demikian pada mereka.

Menyesal

Gambar
sumber gambar dari  sini Kata itu hampir punah dari kamus dalam otakku. Bukan punah dalam artian positif. Tapi pada kenyataan sebaliknya. Bagaimana aku memulai semangat dengan sebuah slogan ‘tidak ada kata menyesal dalam hidup ini’. Setelah berkian tahun aku melupakannya. Menjalani hidup dengan berbagai keluhan dan penyesalan atas apa yang sudah terjadi dan ku alami. Menyesal kembali muncul belakangan ini.

Kehidupan

Gambar
gambar dari sini Jika saja ada beberapa kamera, akan kulambaikan tangan. Jika saja ada bendera putih, akan kukibarkan. Namun, tidak untuk saat ini. Saat dimana manusia diberi karunia hidup untuk mempergunakan waktu dan mengumpulkan sebanyaknya bekal di kehidupan yang menanti. Sayangnnya, kehidupan akan terus berlangsung. Sayangnya, tak bisa berhenti di tengah jalan. Sayangnya, waktu terus berjalan. Sayangnya, manusia masih dituntut oleh alam yang akan datang.

Dialogku dengan Bab 4

“Apa yang Kau lakukan, cepat gerakkan jarimu pada tombol-tombol itu!” teriaknya padaku   “Apa maksudmu, jariku tak bersalah..” “Kau sendiri, sudah berapa kali kutanyakan apa sebenarnya yang ada di kepalamu..? mengapa begitu rumit menuangkannya dalam bentuk kata-kata” “Kau yang membuat konsepnya, kenapa bertanya kepadaku..?” “Sudahlah, hentikan omong kosong ini, Aku lelah meladenimu.” “Lalu Kau akan berhenti begitu saja, membiarkanku lapuk dan tak berguna sampai dimakan waktu..?!”

“Sebuah Penyesalan dan Indahnya Persahabatan”

Teman, Hargailah kawanmu karena persahabatan itu sungguh indah. Jika saja aku dapat kembali ke masa SMA ku, akan aku perbaiki sikap terlalu pendiamku itu, karena membuatku tidak dekat dengan banyak orang, hanya segelintir saja. Saat SMA, aku dikenal sebagai seorang yang pendiam, hal itu menyebabkan teman-temanku agak segan kepadaku. Tapi, bukan berarti saya tidak punya teman sama sekali, saya juga mempunyai sekelompok teman dekat karena bangku mereka berada di depan, belakang, atau samping kanan dan kiriku. Semenjak memutuskan untuk bersekolah di SMA, aku selalu merasa kesulitan bergaul dengan teman-teman satu sekolahku itu, pasalnya aku sudah lama tak bergaul dengan orang-orang yang basic pendidikannya dari umum. Pendidikan sebelumnya aku tempuh di madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. Bukan merasa terisolasi karena kedua madrasah teresebut memisahkan murid laki-laki dan perempuan dalam kelas yang berbeda, namun, karena itulah aku menjadi canggung jika harus berbicara dengan seo

Kejahatan dan Makanan

Begitulamanya tangan ini tak mengutarakan unek-uneknya hanya sekedar untuk menyenangkan dan menyemangati diri sendiri, hingga berasa bingung apa yang akan dituliskan. Karena lebih terasa kaku dan mentok pada satu sisi, di sisi lain, kehilangan gaya bahasa yang biasa digunakan. Mencoba menemukan kembali bagaimana bentuk kalimat yang dibuat oleh tuts-tuts yang ditekan jari-jariku.