Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Bukankah semillir angin masih menghantarkanmu pada kedamaian ?

Di sebuah gurun, berdirilah beberapa orang yang tengah menunggu datangnya sebuah kafilah yang mungkin mau menyertakan mereka dalam perjalanan menuju oase di selatan sana. Dalam kelompok itu, ada seorang laki-laki yang tengah mengadakan perjalanan untuk menemui takdirnya yang ada di oase selatan. Laki-laki itu duduk dalam tenda yang ia buat dari kain bekal pakaiannya agar terhindar dari badai pasir yang kian lama kian sering menerpanya. Merenung dan terus meratap akan hal-hal buruk yang belakangan terus menamparnya semenjak dia memutuskan melakukan perjalanan ke oase selatan. Kafilahnya tak dapat meneruskan perjalanan, karena sang ketua rombongan tiba-tiba saja terkena penyakit aneh dan menyebabkannnya meninggal dalam keadaan dehidrasi. Sang ketua rombongan tak menunjuk salah satu anak buahnya untuk meneruskan kepemimpinannya, hingga terjadilah perebutan dan perpecahan dalam kafilah itu. Beberapa orang memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan kafilah yang terpecah tadi,

Kegagalan

Sepertinya tidak sesuai jika sebuah ketidakberhasilan dikaitkan dengan kegagalan. tidak berhasil adalah sebuah jalan menuju taqdir yang sudah ditentukan oleh Allah. ketika kita berpikir bahwa ketidakberhasilan adalah sebuah kegagalan, maka kita tidak akan berusaha membangkitkan semangat untuk memulai sesuatu yang baru dikarenakan ketakutan kita akankah menghadapi sebuah kegagalan lagi..? ketidakberhasilan adalah sebuah bentuk kesabaran yang Allah berikan kepada hamba-Nya. akankah ia akan tetap mengikuti garis yang memang telah ditetapkan-Nya, ataukah ia akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan hal yang diinginnkannya. atau mungkin ia akan berbelok dari jalan yang memang seharusnya dilaluinya. Semangat utuk bangkit serta keyakinan yang mantap, dan keimanan yang kuat sangat diperlukan untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi kenyataan hidup yang terkadang menyakitkan.

Al KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian Akhir)

BAB III PENUTUP Al-kindi adalah filosof islam yang pertama, bahkan satu-satunya filosof islam yang berasal dari arab. Oleh karena itu, ia dijuluki filosof arab. Dialah yang berjasa mendirikan  institusi bagi pemikiran yunani dalam peradaban barat. Menurutnya, sesungguhnya Allah menjalankan alam materi ini melalui hukum-hukum alam yang telah dia tetapkan, yang berfungsi sebagai jalan yang harus dilalui oleh materi tersebut. Tanpa ada campur tangan Allah hokum-hukum yang menjalankan alam semesta ini terbatas pada ruang dan waktu. Sedangkan Allah bersifat qadim. Dialah sebab pertama, sebab yang hakiki, sebabnya sebab, dia bertindak dan tidak memberi reaksi, Dia melihat dan tidak dilihat, Dia menggerakkan namun tidak bergerak. Simpulan Dalam filsafat ketuhanan al-kindi, dia berpendapat bahwa alam itu temporal dan berkomposisi, yang karenanya ia membutuhkan pencipta yang menciptakannya “yang Esa yang Hak adalah yang pertama yang menahan segala yang diciptakan, sehingga

AL KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian III)

Filsafat Ketuhanan Tulisan al-kindi yang membicarakan ketuhanan antara lain Fi al falsafat al-Ula dan Fi Wahdaniyat Wa Tanahi jirm al-‘Alam. Dari tulisan-tulisan tersebut dapat dilihat bahwa pandangan al-kindi tentang ketuhanan sesuai dengan ajaran islam dan bertentangan dengan pendapat Aristoteles, Plato, dan Plotinus. Allah adalah wujud yang sebenarnya, bukan berasal dari tiada kemudian ada. Ia mustahil tidak ada dan selalu ada akan ada selamanya. Allah adalah wujud yang sempurna dan tidak didahului wujud lain. Wujud-Nya tidak berakhir sedangkan wujud lain disebabkan wujud-Nya. Ia adalah Maha Esa yang tidak dapat dibagi-bagi dan tidak ada zat lain yang menyamai-Nya dalam segala aspek. Ia tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan. Benda-benda di alam ini, menurutnya mempunyai dua hakikat: hakikat sebagai juz’I (al-haqiqat juz’iyyat) yang disebut ‘aniyah dan hakikat sebagai kulli (al-haqiqat kulliyat) dan ini disebut mahiyah, yaitu hakikat yang bersifat universal dalam bentu

AL KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian II)

BAB II FILSAFAT AL-KINDI A.                 Pemaduan Filsafat dan Agama             Salah satu usaha al-kindi memperkenalkan filsafat ke dalam dunia islam dengan cara mengetok hati supaya menerima kebenaran walaupun dari mana sumbernya. Menurutnya kita tidak pada tempatnya malu mengakui kebenaran dari mana saja sumbernya.bagi mereka yang mengakui kebenaran tidak ada sesuatu yang lebih tinggi nilainya selain kebenaran itu sendiri dan tidak pernah meremehkan dan merendahkan martabat orang yang menerimanya. [1]             Telah dipaparkan bahwa al-kindi adalah orang islam pertama yang meretas jalan mengupayakan pemaduan atau keselarasan antara filsafat dan agama, atau antara akal dan wahyu. Menurutnya antara keduanya tidaklah bertentangan karena masing-masing keduanya adalah ilmu tentang kebenaran. Sedangkan kebenaran itu adalah satu (tidak banyak). Ilmu filsafat meliputi ketuhanan, keesaan-Nya, dan keutamaan serta ilmu-ilmu selain yang mengajarkan bagaimana jalan memperol

AL-KINDI DAN PEMIKIRAN FILSAFATNYA (Bagian I)

BAB I PENDAHULUAN Filsafat islam Filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat islamdalam masalah ketuhanan, kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari ajaran islam. Perlu diingat bahwa filsafat islam adalah filsafat yang bemuatan religius (keagamaan), namun tidak mengabaikan persoalan-persoalan kefilsafatan. Jadi pengakuan tentang adanya filsafat islam harus dilihat dari ajaran pokok agamanya. Karena pada hakikatnya jika tidak ada ilham dari al-qur’an sebagai sumber dorongan, filsafat dalam dunia islam dalam arti yang sebenarnya tidak pernah ada. Al-kindi al-kindi adalah orang islam pertama yang meretas jalan mengupayakan pemaduan atau keselarasan antara filsafat dan agama, atau antara akal dan wahyu. Menurutnya antara keduanya tidaklah bertentangan karena masing-masing keduanya adalah ilmu tentang kebenaran. Sedangkan kebenaran itu adalah satu (tidak banyak). Betapa pun juga al-kindi sudah dinobatkan sebagai filosof Muslim berkebangsaan Arab yang pertama

Mengenal Qira’ah

Berdasarkan etimologi (bahasa), qiraat jamak dari qira`ah, yang merupakan isim mas{dar dari qara`a. Qiro’ah artinya bacaan. Sedangkan menurut terminologi (istilah), sebagaimana yang dikemukakan imam al-Zarqani dalam bukunya Manahil al-’Irfan , sebagi berikut: وفـي الاصطلاح مذهب يذهب إلـيه إمام من أئمة القراء مخالفاً به غيره فـي النطق بالقرآن الكريم، مع اتفاق الروايات والطرق عنه. ” Qira’ah ialah suatu cara membaca al-Qur’an yang dipilih oleh salah seorang imam ahli qira’ah, yang berbeda dengan cara orang lain dalam mengucapkan al-Qur’an al-Karim, sekalipun riwayat (sanad) dan jalannya sama “. Imam Ibnu al-Jauzi dalam kitabnya Munjid al-Muqri’in mendefinisikan qira’ah sebagaimana berikut : القراءات علـم بكيفـيات أداء كلـمات القرآن واختلافهما “Qira’ah adalah ilmu mengenai cara mengucapkan kalimat-kalimat al-Qur’an dan perbedaan-perbedaannya”. Imam al-Zarkassi dalam bukunya al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur’an mengingatkan bahwa al-Qira’ah (bacaan) itu berbeda dengan al-Qur’an

Abul Wafa, Ilmuwan Parsi

Gambar
Ilmuwan yang terlupakan Tidak banyak orang yang mengetahui ilmuwan ini, salah seorang ilmuwan islam yang memberikn sumbangan besar terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu matematika katrena dialah peletak dasar rumus trigonometri. Masih ingat dengan rumus tersebut...? rumus yang isinya berbagai aplikasi mengenai tiga hal yaitu sinus,cosinus, tangens, serta kawan-kawannya. Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al-Buzjani, merupakan satu di antara sekian banyak ilmuwan Muslim yang turut mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai seorang ahli di bidang ilmu matematika dan astronomi. Kota kecil bernama Buzjan, Nishapur, adalah tempat kelahiran ilmuwan besar ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Masa sekolahnya dihabiskan di kota kelahirannya itu. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, Abul Wafa lantas m

Untukku dan Untukmu

Gambar
Stress atau tak dapat mengatasi masalah ? Setiap orang pasti mengalami suatu titik puncak dimana kehidupan penuh dengan hal-hal buruk yang menimpa. Itu semua tak lepas dari upaya yang diberikan Allah untuk menguji hamba-Nya dan suatu bentuk kasih sayang Allah dalam menguji kekuatan Iman dan Kesabaran hamba-Nya. Sudah sewajarnya bila setiap orang yang ditimpa masalah menginginkan untuk segera berakhir atau tak mau berhubungan lagi dengan masalah tersebut dengan berbagai cara. Salah satunya yaitu dengan melarikan diri dari masalah kehidupan yang sedang menghadang kita, begitu ingin dengan cepat agar tak lagi berurusan dengan masalah tersebut kita memilih untuk menghindarinya. Namun dengan begitu, tak membuat kita dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di sekitar kita. Satu hal yang seharusnya dilakukan yaitu menghadapinya secara jantan dan menyelesaikannya secepat mungkin seberapapun pelik dan besarnya masalah yang menghadang kita. Jika kita dapat menyelesaikan masalah yan

Menilik Semangat al-Jahiz Dalam Mencintai Ilmu Pengetahuan

Gambar
Al-Jahidz mempunyai nama أبو عثمان عمرو بن بحر بن محبوب الكناني البصري , ia dilahirkan di kota Basra, Irak pada 781 M. Abu Uthman Amr ibn Bahr al-Kinani al-Fuqaimi al-Basri, nama aslinya. Ahli zoologi terkemuka dari Basra, Irak ini merupakan ilmuwan Muslim pertama yang mencetuskan teori evolusi. Pengaruhnya begitu luas di kalangan ahli zoologi Muslim dan Barat. Jhon William Draper, ahli biologi Barat yang sezaman dengan Charles Darwin pernah berujar, ”Teori evolusi yang dikembangkan umat Islam lebih jauh dari yang seharusnya kita lakukan. Para ahli biologi Muslim sampai meneliti berbagai hal tentang anorganik serta mineral.” Al-Jahiz lah ahli biologi Muslim yang pertama kali mengembangkan sebuah teori evolusi . Ilmuwan dari abad ke-9 M itu mengungkapkan dampak lingkungan terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori berjuang untuk tetap hidup (strug

ASSASINS

Assasins Kata itu pertamakali kudengar adalah ketika membaca novelnya Dan Brown yang berjudul Malaikat dan Iblis. Dalam novel tersebut diceritakan bahwa yang menjadi pembunuh para pendeta yang akan dicalonkan sebagai paus adalah seseorang yang disebut sebagai assassin, dan yang menarik dari assassin dalam novel tersebut adalah dia mempunyai logat timur tengah dan sering memunculkan kata-kata yang berbahasa timur tengah, menurutku si assassin berasal dari agama yang tumbuh di daerah timur tengah dan sangat taat beribadah. Setelah selesai membaca novel tersebut, aku semakin penasaran dengan assassin. Terlebih ketika aku menonton sebuah film yang dibintangi oleh bintang korea yaitu rain dalam filmnya yang berjudul the assassin. Dalam film terebut diceritakan bahwa rain adalah seorang assassin yang sedari kecil dididik dalam sebuah kelompok (klan) untuk menjadi pembunuh bayaran ketika sudah besar nanti. Satu hal lagi yang membuatku semakin penasaran adalah aku membaca se