Pasaran




Menyambut datangnya bulan Ramadhan berbondong-bondong orang menanggapinya dengan kegiatan positif yang lebih menekankan pada peningkatan hubungan kepada sang Khaliq. Tidak ketinggalan pula bagi kalangan pesantren yang setiap bulan ramadahan, malam-malamnya tak akan mati karena dipenuhi dengan berbagai pengajian mulai subuh sampai menjelang sahur.

Biasanya, pesantren menyelenggarakan ngaji ‘pasaran’ yaitu ngaji yang akan dikhatamkan dari awal ramadhan hingga akhir ramadhan. Cakupan kitab yang dikaji seringnya yang tipis atau tidak terlalu berat. Makanya disebut ‘Pasaran’ karena dalam sebulan ramadhan itu, akan mengkhatamkan beberapa kitab sekaligus. Keren kan...? Ga perlu nunggu 1-2 tahun untuk mengkhatamkan satu kitab. Tentunya beda metode, beda esensi juga. Santri yang ngaji ‘pasaran’ umumnya telah mondok 1-4 tahun baik kalong maupun tetap.

Naah, di Bulan Ramadhan tahun ini, saya sudah merencanakan dengan matang bersama salah seorang teman saya, untuk mengikuti ngaji ‘pasaran’ di daerah istimewa Yogyakarta. Tepatnya Pesantren Al-Munawwir Krapyak, dan baru-baru ini saya sudah mendapatkan nomor kontak untuk pendaftaran santri ‘pasaran’ di sana. Tapi karena saat meminta restu orang tua tidak mendapatkan izin, dengan alasan bahwa “Kalau mau pasaran ya sekalian ke Sarang”, maka saya pun mengurungkan niat yang menurut saya sudah baik itu.

Sambil berpikir apakah harus kembali ke pondokku yang dulu –Pesantren Mbah Maimun Zubair, Al-Anwar, Sarang, Rembang – yang letaknya sangat jauuuuh dari Cirebon tercinta. Atau mengikuti ‘pasaran’ disini dengan beberapa kitab yang udah dikaji (meskipun belum menguasai, tapi alasan terpenting adalah, saya allumninya dah sepuh, malu ama anak-anak MTs, sama MA yang masih pada muda..). Hampir muncul keputusasaan tahun ini tidak bisa pasaran (sebenarnya sudah beberapa tahun absen ‘pasaran’ makanya tahun ini kesempatan yang langka).  

Tapi setelah dipikir-pikir lagi, Ahaaa...akhirnya saya menemukan ide, saya punya beberapa pengajian berbeda dari kyai berbagai wilayah yang bentuknya MP3. Jadi untuk ‘pasaran’ tahun ini, saya akan hunting dan melengkapi koleksi ngaji MP3 saya, lalu dijadwalkan sendiri untuk didengarkan setiap malam atau waktu senggang saya di bulan ramadhan ini. Sama berkahnya bukan, dan sama mencari pahalanya, selain itu bisa diputar ulang di luar bulan ramadhan. (Ga apa-apa, meski beda keberkahan dan derajat belajarnya, tapi setidaknya mengisi ramadhan dengan kegiatan yang berharap meraup pahala).


OK, Keep Fastabiqul Khoiroot.. J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Syair Mu'allaqat

Antara Bermanfaat dan Dimanfaatkan

Syair