Kehidupan

gambar dari sini


Jika saja ada beberapa kamera, akan kulambaikan tangan. Jika saja ada bendera putih, akan kukibarkan. Namun, tidak untuk saat ini. Saat dimana manusia diberi karunia hidup untuk mempergunakan waktu dan mengumpulkan sebanyaknya bekal di kehidupan yang menanti. Sayangnnya, kehidupan akan terus berlangsung. Sayangnya, tak bisa berhenti di tengah jalan. Sayangnya, waktu terus berjalan. Sayangnya, manusia masih dituntut oleh alam yang akan datang.


Dan itu semua tidak bisa menghentikan begitu saja keinginan untuk melambaikan tangan ataupun mengibarkan bendera putih. Banyak sekali orang yang sudah putus asa memutuskan untuk mengakhiri kesempatan hidupnya. Bahkan akhirat tak lebih baik dari dunia bukan jika kau tak memiliki bekal kehidupan? Seperti yang dikatakan salah satu penyair arab 

“Di kala gelap malam bagaikan badai laut yang tengah meliputiku dengan berbagai macam keresahan untuk mengujiku.
Di kala malam itu tengah memanjangkan waktunya, maka akan kukatakan padanya
Hai malam yang panjang, gerangan apakah yang menghalangimu untuk berganti dengan pagi hari? Ya, walaupun pagi belum tentu akan sebaik kamu” (Muallaqat Amrul Qa’is)

Begitulah, manusia menjalani kehidupan dengan berbagai tetek bengeknya. Keburukan, kepayahan, kesedihan, kepahitan, hingga kebahagiaan adalah proses yang harus dilalui dengan tegar dan tegak. Karena manusia adalah makhluk mulia. Makhluk sempurna yang diciptakan Tuhan dengan memikul beban Khalifatullah fil ardhi. Begitu besarnya ekspektasi Sang Maha Pencipta pada makhluk yang bahkan iblis pun tak mau bersujud padanya. Begitubesarnya tanggung jawab yang dipikul makhluk yang bahkan malaikat pun protes kala penciptaannya. Lihat saja, dua makhluk Allah itu membuktikan omongannya. Syetan terus membredeli manusia dengan nafsu buas agar menemani mereka di penjara. Malaikat pun benar tentang omongannya kala berkata manusia hanyalah akan membuat kerusakan di muka bumi. Namun Allah dengan kuasanya yakin, Ia masih mempunyai makhluk-makhluk tidak seperti yang digambarkan baik oleh malaikat maupun iblis. Merekalah orang yang bertahan, tak akan melambaikan tangan maupun bendera putih yang dikibarkan. Merekalah yang dijanjikan, kenikmatan dengan hiburan bidadari yang berkeliaran. Merekalah orang yang mampu berjalan, melewati semuanya dengan nyaman. Hanya berdasar satu alasan, Demi Tuhan, Sang Pemberi Kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Syair Mu'allaqat

Antara Bermanfaat dan Dimanfaatkan

Syair