Studyku
وَمَا
أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
Petikan
salah satu ayat itu sedikit menggugah rasa ke’baahasaan’ saya. Ayat yang
diartikan dengan ‘dan tdaklah kami mengutusmu Muhammad melainkan sebagai rahmat
bagi seluruh alam’
Satu klausa
yang saya garisbawahi adalah ‘rahmat bagi seluruh alam’. Dan kata yang saya
garisbawahi adalah ‘alam’. Kenapa Allah lebih memilih kata ‘Alam’ ketimbang ‘Dunia’
?
Meski saya
belum memeriksa tafsiran katanya, hanya saja saya dengan sedikit terburu-buru
menyimpukan bahwa penggunaan kata dunia maknanya lebih sempit dibandingkan
dengan kata ‘alam’
Telisik
terhadap kata ini muncul ketika ada salah seorang rekan saya yang
mempertanyakan bahwa “Bukankan kata alam itu sama dengan dunia?”
Saya jawab
dengan analisis semantik yang pernah saya pelajari bahwa dunia itu maknanya
lebih sempit sedangkan alam itu lebih luas.
Lalu pertanyaan
yang kemudian timbul adalah “Alam itu maksudnya apa ? apakah alam ghaib
termasuk ?
Untuk masalah ini bisa dipastikan
dalam tafsir, mau jalalain, ibnu katsir, qurtubi, fazlurrahman dan masih banyak
lagi. Tapi, menurut hemat saya kata ‘alam’ ini mempunyai artian alam binatang,
alam manusia, dan alam yang konotasinya tak terbatas pada alam dunia saja. Kenapa
bisa begitu ?
Kalau saja hanya terbatas pada
alam dunia, maka Allah tidak akan menggunakan redaksi ‘alam’ tetapi bisa jadi
yang digunakan adalah ‘dunia’. Itulah salah satu rahasia kecil yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan masih banyak lagi kata-kata al-Qur’an yang mengandung makna
dalam. Oleh karena itu perlu juga mengkaji Al-Qur’an dari semantik bahkan semiotiknya.
Kedua ilmu ini sungguh membuat
pandangan menjadi berubah dan tidak hanya pada satu titik sudut pandang saja. Melainkan
mampu membuat jadi bertanya-tanya kenapa tidak begini, dan kenapa begitu ?
#Miss it#
Komentar
Posting Komentar