Antara Sekeloa dan Cibabat
‘Sekeloa’ tempat dimana kampus
saya berdiri ini merupakan sebuah jalan yang berada di depan jalan Dipati Ukur,
Bandung. Disinilah, selama hampir dua tahun terakhir saya menghabiskan sebagian
hidup saya dalam rangka melakukan ‘Tholabul Ilmu’. Setiap kali ke tempat ini,
kesan yang tertangkap adalah sebuah tempat yang menenangkan, karena banyak
pohon besar menjulang tinggi. Ditambah suasana kampus yang tidak terlalu rame, malah
pada hari-hari tertentu membuat kesan yang tertangkap menjadi kamuflase bagi
yang menjalaninya.
Kenapa bisa begitu ? karena,
meskipun tuh tempat keliatan adem ayem, menenangkan, dan terkadang tampak sepi.
Sekali saya masuk kesana, pikiran tambah rudet dan semakin merasa beban hidup
sungguh berat. Pasalnya, tuh tempat khususnya perpus, yang ruangannya tidak
begitu besar, dipenuhi dengan orang-orang yang galau bimbingan, pusing ngerjain
tugas, dan terlihat stress karena dikejar dead line lulus. Jadi aja, setiap
kali ke sana, selalu teringat pada thesis yang ga kelar2 revisinya, belom ke
lapangan, trus belom nyusun bab 4 nya, belom bimbingannya yang super rudet
karena dosennya yang super sibuk (curcol..). Sementara di satu sisi, ngeliat
temen yang udah sidang dengan thesis setebal 250 halaman (setengah rim buat
satu draft doang...-_-) bisa ngedorong buat nambah semangat nyusul biar ga kena
bayar 12 juta ceunah mah buat yang tahun sekarang. Selain itu, tempat ini juga
merupakan tempat berkumpulnya orang-orang pinter (ga pake tanda petik ya...dan
saking pinternya, ga bisa ketebak apa yang bakalan mereka tanyain kalo pas lagi
nyidang orang).
Beberapa bulan ini, saya juga
mobile tidak hanya Jatinangor-Sekeloa saja. Tetapi juga Jatinangor-Cibabat,
bahkan kadang Jatinangor-Cibabat-Sekeloa-Jatinangor..karena ada kegiatan baru di
sana.
Bila sekeloa terlihat adem
ayem, Cibabat sebaliknya. Baru memasuki gang nya saja sudah diriweuhi dengan
beberapa motor yang mengantarkan bocah-bocah untuk ‘Tholabul Ilmu’. Pas masuk
gerbang, waaah isinya lebih dahsyat lagi, banyak yang berlarian ke sana-ke
mari. Banyaaak banget berseliweran manusia-manusia. Namun, meski rame banget,
sebenernya tuh tempat beneran nenangin hati, seenggaknya melupakan sejenak
tumpukan-tumpukan kertas putih dengan beberapa huruf acak yang bikin kepala
berat.
Nah, moment yang paling pas
buat ngelupain apa yang ada di sekeloa, itu saat masuk ke ruangan yang isinya
bocah semua dan mereka siap menerima tumpahan kata-kata yang keluar dari mulut
saya (NB: Baca sebaliknya, mereka diganti saya). Entah mantra apa yang mereka
punya, tapi mereka berhasil meringankan beban yang selama ini menggunduki
kepala. Oke lah, di luar dari sistem yang carut marut dan sedikit tidak
setaranya standar mereka (menurut saya) berhasil membuat saya bertahan
setidaknya satu semester.
Tapi, hidup itu memang
berpasangan, ada baik ada buruk, ada positif ada negatif, ada keenakan ada juga
ketidak-enakan yang akhirnya berhasil menguatkan diri saya untuk mengeluarkan
diri dari gedung berwarna hijau-kuning itu. Setidaknya saya mendapatkan
pengalaman luar binasa yang tak ada bandingannya dimanapun (wong baru sekali
doang qo).. ^^
Keep moving !!
Komentar
Posting Komentar