Ada Saatnya Menjauhi Teman
Tenang, jangan dulu
berprasangka buruk. Jangan sampe terprovokasi dengan judul yang saya buat
seolah-olah mengajak pada ketidakbaikan. Teman adalah cerminan diri kita. Pernah
dengar pernyataan itu ? Kalo di Hadits Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa jika
kau berteman dengan seorang pandai besi maka kau akan terpercik panasnya api,
dan jika kau berteman dengan penjual minyak wangi, maka kau akan tertempel
wanginya.
Sampai sini, tolong
hembuskan nafas baik-baik. Adakalanya seorang teman, karena memang mereka
adalah manusia biasa yang kadang khilaf dan tak luput dari dosa (begitu pun
dengan saya), berbuat sesuatu yang menurut kita tidak benar secara agama. Dan sebaik-baik
teman adalah saling menasehati dalam kebenaran (agama). Meskipun sebagai teman,
sudah mencoba mengingatkan bahwa perbuatannya itu tidak pantas, namun menurut
kita teman kita itu tidak sepemikiran dengan kita. Penilaian kebenaran memang
berbeda-beda, pun dengan tingkatannya.
Mungkin yang kita
anggap salah adalah sesuatu yang dianggap benar oleh orang lain (bukan yang
berkaitan dengan ibadah, tapi bermuamalah). Oleh karenanya, saat yang demikian
itu adalah saat yang tepat menjauhkan diri dari teman. Sekedar untuk merenung
atau memikirkan kebenaran dari sisi mana perbuatan temanmu yang kau anggap
salah itu. Bukan semata-mata kau membenci temanmu karena terkait dengan
kebenaran yang tidak sama tersebut. Akan tetapi karena perbuatannya yang kau
anggap salah. Maka, bencilah perbuatan/akhlaknya itu sebagaimana Abu Darda yang
berkata “Yang kubenci adalah perbuatannya, jika ia telah meninggalkan
perbuatannya maka ia tetap saudaraku”. Juga Ibnu Mas’ud yang berkata “Memohonlah
kepada Allah agar mendapatkan keselamatan dari dosa”.
Wallahu A’lam.
Komentar
Posting Komentar