Ketika Kemiskinan Dikorelasikan dengan Peribadahan
Dewasa ini banyak tanyangan yang
lebih menonjolkan pada kehidupan kekurangan seseorang yang disangkut-pautkan
dengan kehidupan spiritual orang tersebut. Maksud kekurangan di sini adalah
lebih mengarah pada faktor kemiskinan dimana orang tersebut yang tidak sedikit
digambarkan sebagai orang yang sudah tua, ditinggal anak-cucu, disabilitas, dan
berbagai macam kepapahan lainnya.
Pendapat ini mutlak berdasarkan
pemikiran my bokap tercinta, yang mana beliau selalu merasa miris dengan
program televisi yang terkesan ‘dagangan’ kemiskinan.
Dalam al-Qur’an surat al-Anfal Allah berfirman bahwa:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ
زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُقِيمُونَ
الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ
حَقّاً لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٤﴾
Artinya: 002. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,
003. (yaitu) orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka.
004. Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di
sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (ni`mat) yang mulia.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang
yang beriman itu mendirikan sholat maka akan memperoleh derajat ketinggian di
sisi tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia. Kaitan dengan
tayangan ‘kemiskinan’ yang menunjukkan peribadahan mereka –entah itu dalam
bentuk berdo’a atau sholat’ adalah suatu hal yang tidak benar. Ditambah dengan
beberapa efek yang terkadang membuat munculnya pertanyaan kala saat sholat dibarengi
dengan aliran air mata.
Allah sendiri yang berjanji bahwa
saat orang yang beriman itu benar-benar melaksanakan perintah-Nya, maka Ia yang
akan memberi rizki. Sangat berbanding terbalik dengan tayangan tersebut dimana
kemiskinan dan spiritualitas dikaitkan dengan tidak berdasar. Jika orang
tersebut memang beribadah sesuai dengan apa yang Allah perintahkan, pastilah
hidupnya terjamin. Namun, ‘kemiskinan’ yang ditonjolkan tersebut seharusnya
memunculkan pertanyaan bahwa, mengapa orang yang digambarkan ‘berdoa, sholat,
dan soleh’ memperoleh kehidupan yang memprihatinkan. Kemungkinan jawabannya
adalah; ada sesuatu yang tidak benar dalam kehidupan itu, baik dalam ubudiyyah
maupun mu’amalah.
Jadi jangan langsung terperangah dan
mengiba kala melihat ada tayangan yang meman lebih menonjolkan kemiskinan.
Karena sudah dipaparkan, Allah tidak akan membiarkan hamba-Nya terlantar begitu
saja di dunia tanpa adanya uluran pertolongan-Nya. Dia lah, yang sudah
menjanjikan beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezki (ni`mat) yang mulia, seperti yang terdapat pada Surat al-Anfal ayat 4.
*Keep Fastabiqul Khoiroot :’)
Komentar
Posting Komentar