Beberapa Istilah dalam Al-Qur'an
1. Saktah
Saktah adalah menghentikan bacaan sejenak (sekitar dua harakat) tanpa menarik nafas. Terdapat 4 saktah dalam Al-Quran, yaitu pada:
a. QS Al-Kahfi ayat 1 (18:1)
Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan hambaNya kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya
Saktah adalah menghentikan bacaan sejenak (sekitar dua harakat) tanpa menarik nafas. Terdapat 4 saktah dalam Al-Quran, yaitu pada:
a. QS Al-Kahfi ayat 1 (18:1)
Segala puji bagi Allah, yang telah menurunkan hambaNya kitab (Al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan didalamnya
Saktah pada ayat ini menandakan tanda ketakjuban,
karena tidak ada keraguan maupun kebengkokan di dalam Al Quran. Posisinya
terdapat pada akhir ayat (setelah kata 'iwajaa). Karena itu, kita
tidak bisa langsung membaca dari ayat pertama ke ayat kedua, melainkan harus
berhenti sesaat terlebih dahulu.
b. QS Yasin ayat 52 (36:52)
b. QS Yasin ayat 52 (36:52)
"Aduh celakalah kami! siapakah yang membangunkan kami dari
tempat tidur (kubur) kami?" Inilah yang dijanjikan Tuhan yang Maha
Pemurah, dan benarlah Rasul-rasulNya
Saktah pada ayat ini menandakan tanda kekagetan, karena orang-orang kafir itu kaget ketika dibangkitkan dari kubur. Kekagetan ini disertai dengan tertahannya nafas ketika mengucapkannya, sehingga terjadilah saktah. Posisinya terdapat setelah kata marqadinaa.
c. QS Al-Qiyamah ayat 27 (75:27)
Saktah pada ayat ini menandakan tanda kekagetan, karena orang-orang kafir itu kaget ketika dibangkitkan dari kubur. Kekagetan ini disertai dengan tertahannya nafas ketika mengucapkannya, sehingga terjadilah saktah. Posisinya terdapat setelah kata marqadinaa.
c. QS Al-Qiyamah ayat 27 (75:27)
Dan dikatakan kepadanya, "siapakah yang dapat menyembuhkan
(kematian)?"
Saktah pada ayat ini menandakan tanda penegasan, bahwa tidak ada yang dapat mengelak dari kematian. Posisinya terdapat setelah kata man. Meskipun setelah kata man terdapat huruf ra, akan tetapi karena ada saktah, idgham bilaghunnah tidak berlaku.
d. QS Al-Muthaffifin ayat 14 (83:14)
Saktah pada ayat ini menandakan tanda penegasan, bahwa tidak ada yang dapat mengelak dari kematian. Posisinya terdapat setelah kata man. Meskipun setelah kata man terdapat huruf ra, akan tetapi karena ada saktah, idgham bilaghunnah tidak berlaku.
d. QS Al-Muthaffifin ayat 14 (83:14)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka
usahakan itu menutup hati mereka
Saktah pada ayat ini menandakan pembantahan terang-terangan, sebab apabila orang-orang kafir itu tetap menentang ayat-ayat Al-Quran, maka hati mereka akan semakin tertutup. Posisinya terdapat setelah kata bal.
2. Imalah
Imalah adalah memiringkan harakat fathah ke harakat kasrah. Terdapat pada QS Hud ayat 41 (11:41). Kata majraahaa dimiringkan bacaannya menjadi majreehaa.
3. Isymam
Isymam adalah menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir.Terdapat pada QS Yusuf ayat 11 (12:11). Pada kata laa ta'manna, saat kita membaca nun bertasydid (laa ta'manna), bibir dimonyongkan ke depan.
4. Tashil
Tashil adalah pengucapan hamzah yang kedua diantara sifat hamzah dengan alif dengan maksud meringankan cara membacanya. Terdapat pada QS Fushilat ayat 44 (41:44). Biasanya, hamzah kedua harus dibaca dengan tegas dan jelas. Namun pada ayat ini, hamzah kedua pada kata a a'jamiyyun dapat dibaca tidak terlalu tegas (dengan menyamarkannya pada alif sebelumnya).
5. Naql
Naql adalah memindahkan harakat hamzah ke huruf sukun sebelumnya. Terdapat pada QS Al-Hujurat ayat 11 (49:11). Kata bi'sal ismu tidak dibaca seperti seharusnya, melainkan dibaca bi'salismu. Pada beberapa Al-Quran terbitan baru, baris pada kata bi'sal ismu sudah diubah menjadi bi'salismu. Namun, ada beberapa Al-Quran yang masih memakai baris bi'sal ismu pada cetakannya. Karena itu, perlu diperhatikan baris pada Al-Quran yang dibaca agar tidak terjadi kesalahan.
Saktah pada ayat ini menandakan pembantahan terang-terangan, sebab apabila orang-orang kafir itu tetap menentang ayat-ayat Al-Quran, maka hati mereka akan semakin tertutup. Posisinya terdapat setelah kata bal.
2. Imalah
Imalah adalah memiringkan harakat fathah ke harakat kasrah. Terdapat pada QS Hud ayat 41 (11:41). Kata majraahaa dimiringkan bacaannya menjadi majreehaa.
3. Isymam
Isymam adalah menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir.Terdapat pada QS Yusuf ayat 11 (12:11). Pada kata laa ta'manna, saat kita membaca nun bertasydid (laa ta'manna), bibir dimonyongkan ke depan.
4. Tashil
Tashil adalah pengucapan hamzah yang kedua diantara sifat hamzah dengan alif dengan maksud meringankan cara membacanya. Terdapat pada QS Fushilat ayat 44 (41:44). Biasanya, hamzah kedua harus dibaca dengan tegas dan jelas. Namun pada ayat ini, hamzah kedua pada kata a a'jamiyyun dapat dibaca tidak terlalu tegas (dengan menyamarkannya pada alif sebelumnya).
5. Naql
Naql adalah memindahkan harakat hamzah ke huruf sukun sebelumnya. Terdapat pada QS Al-Hujurat ayat 11 (49:11). Kata bi'sal ismu tidak dibaca seperti seharusnya, melainkan dibaca bi'salismu. Pada beberapa Al-Quran terbitan baru, baris pada kata bi'sal ismu sudah diubah menjadi bi'salismu. Namun, ada beberapa Al-Quran yang masih memakai baris bi'sal ismu pada cetakannya. Karena itu, perlu diperhatikan baris pada Al-Quran yang dibaca agar tidak terjadi kesalahan.
Komentar
Posting Komentar