Dari Sastra Arab ke Ilmu Lingkungan
Banyak
yang bertanya apakah alasan jelasnya seseorang yang mendalami bidang kesenian
terjun bebas ke bidang science yang tidak ada hubungannya sama sekali. Saya
pribadi bingung mencari alasan kenapa bisa sampai terdampar di tempat asing
yang benar-benar jauh dari jangkauan background kelimuan sebelumnya.
Tapi
sebelum beranjak kesana, saya juga tidak tau mengapa harus memilih sarab
sebagai pendalaman ilmu. Pada awalnya hanya ketidaksengajaan, karena mungkin takdir memang sudah menentukan
itulah jalan yang harus dipilih. Tapi kemudian menyadari bahwa sastra Arab
sangat berkaitan dengan mata pelajaran yang dulu pernah disukai, dan sempat
mendalami secara otodidak sampai akhirnya menjadi keharusan dari apa yang dipelajari
karena berada dalam kungkungan pensucian hati.
Dan pada
akhirnya, muncullah alasan sebenarnya dari pencarian alasan yang selama ini dicari
titik temunya. Alasannya sederhana, yaitu “tidak ada alasan, hanya merasa bahwa
menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap insan dan kewajiban untuk mencari
ilmu meski sampai ke negeri china hingga ke liang lahat”.
Haruskan
itu beralasan, jika kita tidak berminat, haruskah untuk tidak memilihnya?
Apakah itu sebuah keanehan?
Bukankah
setiap manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri china? Adakah
alasan kenapa harus ke negeri china yang pada masa Nabi Muhammad baru diutus,
penyebaran Agama Islam belum sampai ke sana, tentu saja Ilmu yang berkaitan
dengan “Agama” masih belum ada, tapi kenapa mesti ke negeri china, bukan di
Arab ataupun Cordova dan Granada bahkan Damaskus yanga saat itu menjadi pusat ilmu dan kebudayaan di seluruh asia. Adanya kewajiban untuk menuntut ilmu dari
semenjak lahir sampai ke liang lahad. Apakah ada spesifikasi yang diharuskan
untuk mendalami satu ilmu saja..? menuntut ilmu itu secara umum, wajib
hukumnya. Dan Ilmu Allah itu, jika dituliskan dengan menggunakan lautan yang
ada di dunia ini bahkan tidak dapat dibandingkan dengan satu titik ilmu Allah.
Saking banyaknya, haruskan dispesifikasi..?
Lagi
pula, bagaimana dengan sholat yang wajib hukumnya, apakah kita mengerjakannya
harus dengan minat saja?, dan kalau sedang tidak berminat, kita tidak akan
melakukannya..? tentu saja tidak. Apakah itu karena adanya pahala dan dosa ataupun
neraka dan syurga..?
Itu semua bergantung
dengan apa yang ada di kepala masing-masing. Hanya saja, mencoba untuk tidak
mendeskriditkan sesuatu karena dipandang aneh dan tidak umum. Tidak ada
salahnya toh keluar dari zona aman... istilah kerennya ‘Out of the Box’.
Komentar
Posting Komentar